Postingan

Indahnya Rindu dalam Cinta Ya Allah,  segala puji bagi-Mu yang telah menciptakan rasa cinta. Rasa cinta yang Engkau lukiskan melalui perantara hambamu yang fana. Kau lukiskan pada anggunnya paras yang menyejukkan mata. Allah,  berdosakah aku bahwa kini aku telah memberikan sepertiga cintaku pada-Mu melaluinya? Dosakah jika rasaku begitu  besar pada padanya? Dosakah aku jika aku hanya menginginkannya? Dosakah aku jika aku ingin bersamanya?  Dosakah aku jika aku ingin berjuang selamanya dengannya?  Dosakah aku jika aku ingin melihat indahnya dikala fajar menyingsing?  Dosakah aku jika aku ingin melihat manisnya disaat rembulan menerpa?  Allah, sungguh ia jauh lebih indah dari rembulan. Parasnya,  sikapnya,  hatinya, dan cintanya. Bahkan lebih terang dari Sang Surya. Allah,  parasnya membuat berjuta kali ku tundukkan pandangan dan hatiku. Sikapnya,  membuatku tersenyum dengan sejuta makna bahagia. Hatinya, membuatku tau betapa sucinya ia. Betapa sejuknya ia. Cintanya,
(Serial Kehadiranmu Membawaku Pada-Nya) #Edisi 2 Biarlah Takdir Indah-Nya yang Menjawab                 “Kring… kriiing… kriiing!”. Suara dan getaran yang cukup keras terdengar dari atas meja.  Jam waker yang seakan menjelma sebagai malaikat yang membawa api paling panas yang akan membakarku hidup-hidup. Aku harus segera sadarkan diri dan bangkit dari kasurku. Ku lihat waktu menunjukkan pukul 03.45 yang mengartikan sekitar 45 menit lagi waktu shubuh akan tiba. Bersegara aku langsung membersihkan diri dan berwudhu. Shalat tahajud adalah ibadah yang penuh dengan keajaiban. Namun hari ini sedikit sekali yang menyadari akan keajaibannya. Jika diibaratkan doa yang kita panjatkan seakan dalam sebuah antrian. Mungkin di penjuru yang lain banyak yang memohon seperti yang kau mohon. Banyak meminta sesuatu yang kau minta. Banyak menyebut sesuatu yang kau sebut. Entah apa bahkan mungkin saja siapa. Ketika kau memohon dikegelapan malam dan dalam kesunyian seakan kau tak perlu meng
(Serial Kehadiranmu Membawaku Pada-Nya) #Edisi 1 Maafkan Aku Sore ini aku begitu sumringah. Bahagia rasanya. Berjalan kaki tak merasa lelah sedikitpun walau harus menempuh jarak yang cukup jauh. Memang begitu kata orang. Segala sesuatu akan terasa indah jika kita sedang bahagia. Hal yang biasanya berat untuk dilakukan seakan-akan menjadi mudah bahkan entah kenapa ketika kita diminta untuk melakukannya kembali seakan tak mungkin kita menolaknya. Ya, hari ini aku baru saja dari gedung rektorat. Aku baru saja mendapat hasil akan pencapaianku selama satu semester. Senang, bangga, dan puas. Apalagi yang harus aku sebutkan untuk menggambarkan kebahagiaanku. Sesuatu yang tak boleh terlupakan adalah senantiasa rendah hati. Ya, hari ini IPK seluruh mahasiswa telah keluar. Luar biasa memang. Ini adalah kali keenam secara beruntun aku mendapatkan IP sempurna. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata memang mendapatkan pencapaian terbaik di jurusan cukup menjadi favorit. Ya, Aku adalah mah
Hayooo Apa Niatmu? Hati-hati Ya Sobat :) Sore ini cukup cerah. Aku lelah karena tak terasa satu setengah jam aku berlali mengejar Si Kulit Bundar. “Jop, udah setengah enam nih… udahan yuk!”, teriak sahabatku dari kejauhan. Sedikit ku ceritakan tentang dua sahabatku. Mereka adalah Muhammad Ajrurridha dan Zidnal Mafaz. Mereka adalah sahabat. Ya sahabat sebenarnya. Sahabat sejati. Sahabat yang jika aku ada bersama mereka selalu muncul ghirah (semangat) untuk dekat dengan Al Qur’an. Jika ku pandang wajah mereka yang terpikir adalah fastabiqul khairat . Yapp tak henti-hentiya keinginan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan agar dekat dengan Sang Pencipta. Eh Sobat bukan mereka yang ingin aku ceritakan dalam kisahku sore ini. Mungkin tak cukup menuliskan kisah tentang mereka hanya dalam sebuah catatan kecil. Mungkin dilain waktu akan ku ceritakan. Tunggu ya, hehe. Segera aku langsung berjalan menuju asrama tempat kami tinggal. Yapp benar. Kami adalah siswa madrasah berasrama. Madrasah